Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

KAJIAN SEMIOTIK LUKISAN KAWAN-KAWAN REVOLUSI KARYA S. SUDJOJONO

 PENDAHULUAN “Seni adalah jiwa ketok” (jiwa yang tampak). Kalimati ni adalah prinsip S. Sudjojono (1914-1986) dalam mendalami seni rupa terutama ditekankan pada muridmuridnya dalam membesarkan perkembangan seni rupa Indonesia di bawah organisasi yang dinamakan dengan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia), didirikan pada tahun 1937 (Soedarso:2000). Sudjojono disebut sebagai bapak seni rupa Indonesia atas sepak terjangnya dalam membina dan mengembangkan seni lukis di mana Indonesia dalam masa krisis sosial, politik, dan ekonomi. Salah satu lukisan yang menggambarkan suatu kondisi masyarakat di zaman S.Sudjojono berjudul ‘Kawankawan Revolusi’. Selintas lukisan ini menggambarkant okoh-tokoh yang terkesan heroik dalam mengembangkan semangat perjuangan di segenap penjuru Bangsa Indonesia. Namun saat ini, arti kata dari “kawan-kawan” dan “revolusi” mesti harus dipertanyakan atau ditafsiru lang guna mendapat kejelasan agar dapat diterima atas dasar kebenaran universal dan atas apa-apa yang

REVIEW PENELITIAN KESENIAN DAN DESAIN

( Jurnal 1) Judul :  SEMIOTIKA ANALISIS TANDA PADA KARYA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Objek kajian Seni Rupa dan Desain :  Kajian ini menggunkan sebuah tanda. Semiotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Ada kecenderungan bahwa manusia selalu mencari arti atau berusaha memahami segala sesuatu yang ada di sekelilingnya dan dianggapnya sebagai tanda. Penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan-dalam hal ini desain komunikasi visual dimungkinkan, karena menurut Yasraf A. Piliang ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Artinya, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Bertolak dari pandangan semiotika tersebut, jika seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, makasemuanya–termasuk karya-karya desain komunikasi visual - dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda. Hal itu dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri. Ferdinand de Saussure merumuskan tanda seba